Langsung ke konten utama

CINTA TANPA ALASAN


Assalamualaikum man ceman, ehem alay dikit ya? Sebenarnya sih ini cara aku buat ngehibur diri sendiri. Ngehibur? Emang nya kenapa? Lagi sedih? Hiks :( iya sih teman-teman aku sekarang emang lagi sedih. Walaupun kelihatannya sih aku baik-baik aja, ceria-ceria aja, sehat-sehat aja, darah aku normal, kolestrol Alhamdulillah juga gak ada, nafsu makan gak menurun, berat badan masih normal *eh kok udah ke kesehatan sih? -_- ih ngawur. Sorry ya teman-teman yang baik budi dan rajin menabung, aku khilaf upss.





Mau tau gak aku lagi sedih karena apa, karena siapa, karena kenapa? Pasti gak mau tau yaa?? Ihh aku jadi sedih deh!! But no problem, aku akan tetap menceritakannya kepada kalian, kan aku termasuk orang yang rajin bersedekah, contohnya bersedekah cerita =D hehehe emangnya bersedekah cerita ada ya?? entahlahh kita lupakan saja. kembali ke laptop!!

Seseorang yang aku kagumi, seseorang yang selalu aku bayangkan sebelum aku tertidur, sekarang sudah menghilang. Mungkin saat ini aku belum di beri kesempatan oleh Allah untuk menceritakan semua perasaan yang ku pendam tentang dirinya kepadanya. Oleh sebab itu, lewat tulisanku ini, aku ingin menulis semua perasaan yang ku pendam dalam hati tentang dirinya. Semoga aja dia baca post aku ini.
Aku gak tau apa yang salah sama aku, yang aku tau, aku memang memendam rasa kepadanya, aku mengaguminya, dan semua orang tau itu. Namun ada hal yang menghancurkan hatiku. Saat dia tau aku mengaguminya dia bukan membalas mengagumiku, oke mungkin untuk membalas mengagumi ku adalah mimpi yang terlalu tinggi bagiku. Tapi setidaknya dia bisa melakukan dengan cara lain, seperti merasa senang karena ada orang yang mengaguminya dengan rasa tulus. Tapi bukan itu yang dia lakukan, dia malah membalasku dengan cara membenci ku. Yah! miris memang, sadis memang. Tapi itulah kenyataannya, aku mengaguminya tanpa alasan dan dia membenciku tanpa alasan. Aku selalu meminta kepada sahabatku untuk bertanya kepadanya, kenapa dia SANGAT membenciku. Tapi jawaban dia selalu konyol, dia selalu bilang "terserah aku donk!!". Tau aja deh perasaan aku gimana. Sakit? Iya! Hancur? Iya! Semuanya udah aku rasain sendiri, tanpa tahu alasan kenapa dia sebegitu bencinya sama aku. 
Mungkin aku terlalu terobsesi terhadap kalimat "CINTA ITU BUTUH PERJUANGAN". Walaupun dia sangat membenciku, tapi aku tetap berusaha menunjukkan kepadanya kalau aku mengaguminya. Kata-kata yang pedis, udah kenyang aku terima dari mulutnya. Tapi kata terakhir yang dia ucapkan udah gak bisa lagi di toleransi, kata itu sangat menyakitkan. Saat itu hati ku seperti tersentrum, aku sangat terkejut. saat itu aku sangat sakit, aku sedih, rasanya aku ingin menangis saat itu juga, tapi aku malu kepadanya, aku hanya meneteskan setetes air mata. Lalu aku menjauh darinya agar dia tidak melihatku menangis, saat aku sudah jauh dari nya, aku menangis sekencang-kencangnya, air mata tidak bisa lagi tertahan, sampai-sampai aku tidak bisa berkata-kata lagi. Semuanya aku tumpahkan saat itu, semua rasa sakit yang kupendam, karena aku terlalu berharap dia memiliki rasa yang sama sepertiku. Disitulah logika ku berjalan, dari semua perlakuan dan perkataan yang dia lakukan kepadaku, tidak ada satupun yang menunjukkan dia memiliki rasa yang sama terhadapku. Bahkan, untuk mengobrol dengan ku saja rasanya ogah, berdiri atau duduk dekat ku saja malas. Tidak ada yang menunjukkan dia tertarik sama aku. Mungkin selama ini dia capek menerima perlakuan ku yang terlalu bersemangat menunjukkan kekaguman ku kepadanya. Dengan perkataan singkat yang menyakitkan itulah dia berusaha menjelaskan kepada ku, "udah, berhenti mengejar aku terus, aku gak tertarik sama kamu". Selama ini aku hanya berada dalam mimpi, aku terlalu banyak berharap. Dan akhirnya yang aku dapatkan hanya sakit.

Kejadian hari itu belum bisa aku lupakan, walaupun mungkin dia udah gak ingat lagi bagaimana dia menyakiti hatiku, tapi aku akan selalu mengingat kejadian hari itu. Aku yang terlalu bodoh, mana ada seseorang seperti dia dapat tertarik sama cewek biasa sepertiku.
Sekarang aku belajar untuk mengikhlaskan perasaan ku yang terlanjur mengaguminya, aku tidak ingin melupakan kenangan bersamanya, tapi aku berusaha untuk tidak mengingatnya lagi. Jujur untuk menghilangkan rasa itu SUSAH!!BANGET!! Tapi aku harus bisa dewasa dalam mengahadapi nya. Sekarang aku belum memiliki rasa yang sama kepada seseorang yang berbeda, karena aku terlalu takut untuk merasakan sakit yang sama lagi. Karena jujur SAKIT BANGET!!! Tapi aku sadar aku gak bisa gini terus, aku gak boleh takut untuk mengagumi orang lain lagi, karena cinta itu anugerah yang diberikan Allah kepada seseorang yang dikehendaki-NYA tanpa ada alasan mengapa kita mencitainya. Sekarang aku cuma ingin dia menjelaskan kepadaku apa yang membuat dia begitu membenciku, aku gak berharap lagi kok dia bakalan suka sama aku. Aku cuma mau tau kenapa dia sangat benci kepadaku, kesalahan apa yang udah aku buat kepadanya sampai dia seperti itu kepadaku. Aku hanya butuh alasan. Mungkin aku pernah berbuat salah sama kamu? Aku minta  maaf, dan aku akan mencoba memperbaiki kesalahanku.Terima kasih ya sudah mengajarkan ku bagaimana cara berkorban untuk mendapatkan sesuatu sampai harus mengeluarkan air mata, walaupun secara tidak langsung :').

Hiks hiks hiks :'( (ilap tisu ke muka) itu lah ceritaku mengagumi orang, teman-teman. Kalo aku udah suka sama orang, aku susah banget  menyembunyikannya, pasti akan ketahuan sama orang lain kalo aku suka sama seseorang itu. Yah begitulah cukup menyakitkan, menyedihkan, memiriskan. Tapi itu sudah menjadi hitam putih dalam cerita hidupku, mau gimana lagi. Aku hanya bisa mengambil pelajaran untuk kedepannya. Biarlah cinta itu datang dengan sendirinya :)
Assalamualaikum

                

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dulu, Aku Juga Menginginkan Itu

Assalamualaikum, teman-teman onlineku. Aku hadir kembali dengan tulisanku yang masih terus berproses. Di tulisan ini aku ingin membahas tentang cinta, namun lebih terkhusus lagi tentang bagaimana perasaanku terhadap lawan jenis. Di beberapa tulisanku sebelumnya aku pernah membahas tentang cinta. Aku bingung mulai dari mana hahaha. Alhamdulillah aku seorang gadis yang normal, yang diberikan anugerah untuk juga dapat merasakan bagaimana itu cinta, aku juga memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis dan hal lainnya. Dulu sewaktu SD, aku polos sekali, aku pernah suka dengan teman kelasku sendiri, aku juga pernah suka dengan teman ngajiku hahaha, sekarang kalau aku membayangkan hal itu rasanya bodoh sekali aku, kenapa ya aku bisa suka sama mereka, yah namanya juga anak-anak baru puber. Abang letingku di SD juga pernah menyatakan perasaannya kepadaku, melalui teman perempuannya yang sudah pasti kakak lettingku, mereka berkata seperti ini “Dek, Si Aan (nama samaran) suka sama adek, mau g

Milikku memang Untukku

Assalamualaikum pembaca blogku Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku tentang “TAKDIR”, tentang bagaimana Allah bisa seromantis itu sama aku, memberikan sesuatu ke aku dengan cara yang sama sekali gak pernah terlintas di pikiranku, yang buat aku terharu dan sangat merasa bersyukur. Sebelumnya, aku nulis ini sama sekali gak ada maksud untuk sombong, karena emang udah lama banget pengen nulis cerita ini, tapi karena banyak mikirnya, makanya gak jadi-jadi tulisannya. Mungkin yang aku dapat gak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain yang luar biasa pencapaiannya, jadi ya apanya yang mau disombongin kan? Hehehe. Lanjut aja ke ceritanya, jadi aku akan ceritain tentang gimana aku bisa dapatin suatu beasiswa yang padahal “nyaris” gak dapat, qadarullah Alhamdulillah dapat juga hehehe. Dulu, waktu pertama kali aku pindah ke Banda Aceh, Alhamdulillah aku dapat beasiswa. Aku ingat banget, aku dipanggil ke ruang guru untuk dikasih uang beasiswanya, Alhamdulillah saat itu aku dap

Obat

  Ini adalah salah satu obat bagiku. Apa itu? Menulis. Menulis adalah kegiatan yang aku senangi sejak kecil. Menjelaskan segala perasaanku lewat kata-kata, yang awalnya berantakan, setidaknya sedikit menjadi rapi lewat tulisan dalam paragraf. Pikiranku sering berkecamuk sendiri, berantam, terlalu banyak hal tidak penting yang kupikirkan. Terlalu banyak ketakutan yang kubayangkan, aku menyerah, kini kuambil obatku lalu kukonsumsi ia. Saat menulis ini, aku tidak tau harus menulis apa, aku hanya ingin berkata-kata, di saat tidak ada seseorang yang bisa menjadi tempat untuk kusampaikan perasaanku. Aku menulis. Ke depannya, akan banyak cerita yang kusampaikan, aku ingin melawan segala ketakutanku yang tidak jelas. Aku ingin menjadi sesosok “Ayu” yang baru, Ayu yang berani, siap ya Yu.