Langsung ke konten utama

Tobatlah Sebelum Telat, Kalo Telat Gak Masalah, Daripada Gak Sama Sekali


Holaaaaaaaa……. Everibadiiiiiiiiii….
Assalamualaikum abang-abang yang ganteng, kakak-kakak yang cantik, adik-adik yang imut tapi udah mulai bermetamorfosis menjadi tua, karena menua-nuakan diri sendiri atau memang ingin cepat tua dan cepat mati *upss.
Hai semuanya buat yang membaca blog aku.
Buat laba-laba yang telah lama numpang tinggal di blog yang ditinggalkan oleh penulisnya.
Buat kecoa yang udah mulai rame hijrah ke blog aku, karena sekali lagi blog ini sepi tanpa penghuninya.
Dan buat para makhluk halus yang hinggap, tinggal ataupun membaca blog aku, mungkin dia pikir blog ini sudah tidak berpenghuni. Jadi dia berniat untuk menjadi penunggu blog aku. Biar blog ini jadi berpenghuni, angker, seram dan mengerikan. Hihihihi.
Okedeh dari semua salam-salam yang aku sampaikan untuk makhluk-makhluk aneh itu, aku juga pengen minta maaf sebesar-besarnya sama KAMUH, eeh KAMU gak pake H, kalo pake H agak geli ngalay gitu yah. Iya buat KAMU yang sudah aku kecewakan. Ah elah.
Oke starting to be serious. Yap sebenarnya aku  mau minta maaf sama diri aku sendiri bukan sama KAMU atau KAMUH. Why? Karena selama ini aku membiarkan diri aku menyantai, melena, membuang waktu. Haha. Yes!
Selama ini aku tinggalin blog aku yang udah aku buat sejak tahun 2013, saat aku baru tamat SMP. Ya Allah untuk buat blog ini aku stress banget. Aku pikir buat blog itu susah banget, harus pake kekuatan ahli IT yang bersatu dengan mantra sihir Harry Potter yang bisa menciptakan tulisan seseorang yang bisa dibaca oleh semua orang. Wow, amazing. Susah banget, makanya aku gak bisa buat blog.
Eh setelah tamat SMP, aku sering banget baca blognya Raditya Dika dan saat itu juga aku terhipnotis pengen banget buat blog juga. Awalnya aku gak ngarep pengen dibaca sama banyak orang. Aku cuma pengen nulis cerita sehari-hari yang bisa dibaca orang lain. Aku pikir asik juga, karena setiap hari kita pasti ngalamin kejadian-kejadian yang berbeda dari hari yang kemarin. Yaudah aku pengen buat blog dan juga yang jadi motivasi aku untuk buat blog yah untuk menyalurkan hobi aku yaituuuuuu…. Jeng.. jeng…. Jeng…. Nulis diary *plak #aduh.
Oke! Mulai saat itu aku berpikir aku harus punya blog gimana pun caranya. Dengan jurus sotoy-sotoyan campur nekad aku coba-coba search di google cara buat blog. Ternyata setelah aku temui caranya aku nyesel banget. What? Caranya semudah ini? Tinggal buat akun aja di blogger atau wordpress. Kenapa gak dari kemarin aku buat blog ya Allah.
Akhirnya dengan bangga aku menulis blog pertamaku dengan semangat membara menulis cerita tentang diriku.
Tapi sekarang, blog ini aku tinggalin mentah-mentah karena kemalasan aku yang sangat berkuasa menjadi raja di hatiku. Blog ini hanya memiliki beberapa post saja. Padahal dulu aku bersemangat sekali ingin membuat blog. Sampe-sampe abangku ketawa membaca blogku dan menyuruh kawannya untuk membaca juga.
Sekarang aku sudah semester 3, baru mau masuk sih, sekitaran kurang lebih 2 hari lagi aku masuk semester 3. Ya! Tersisa 2 hari libur lagi aku baru sadar untuk mulai menulis lagi. Haloooo Ayu kemana aja selama ini? Libur 3 bulan lebih kemana aja?
AARRRRGGGGHHHH!!!
Aku emang malas. Malas banget. Ini bukan menunjukkan kebanggaanku atas kemalasanku. Tapi ini bentuk kebencianku pada diriku sendiri yang terus-terusan malas.
Sampai suatu hari Kak Tika bilang ke aku “Dek, jurusan Ilmu Komunikasi kan? Kenapa gak buat sesuatu yang kreatif? Liat tu orang banyak yang bisa buat video sendiri di Instagram. Ayu kan  ada blog kenapa gak lanjut lagi nulis di Blog?”
Sumpah itu kata-kata nyantai bener tapi kok aku kesentuh ya. Iya, aku jurusan Ilmu Komunikasi, tapi aku kok gak kreatif ya, gak ada buat sesuatu karya yang sederhana tapi seenggaknya bisa memperkaya diri aku sendiri secara pribadi. Akibat perkataan kak Tika itu, aku mulai bertekad lagi, aku harus nulis, mau gimanapun keadaannya, kondisinya, aku harus tetap nulis.
Karena dengan nulis aku dapat menyalurkan hobiku dan juga dapat melatih tulisanku agar menjadi bagus dan menarik untuk dibaca.
Baru-baru ini juga aku mulai tertarik dengan seorang penyanyi yang muncul di TV menyanyikan lagu Indonesia Jaya pada saat 17 Agustus 2017. Saking penasarannya sama nih orang, aku mulai ngestalkin dia di Youtube. Ternyata dia pemenang juara 3 Rising Star Indonesia 2017, yaitu Aldi Erwandha vokalis ZerosiX Park. Tapi hatiku terbuka bukan karena dia, melainkan karena abangnya, Ardit Erwandha juara 2 SUCI 6. Awalnya sih mau stalkingin adiknya, eh malah ke ikut stalkingin abangnya juga. Ternyata Ardit punya blog, kemudian aku baca semua cerita di blog dia dan detik itu juga aku benar-benar tersentuh. Gak mudah jalan dia untuk bisa jadi komika, untuk bisa jadi artis main film sama aktris dan aktor keren. Dia bersemangat untuk buat karya, biar mau ada yang baca blognya atau enggak dia tetap nulis. dia memulai segala sesuatu yang baru dengan berani. Hingga akhirnya dia dapat dikenal banyak orang.
Kata-kata Ardit Erwandha yang keren yang aku kutip dari blognya kayak gini nih:
“Berikan target pada dirimu sendiri, saya harus begini, saya harus begitu, saya harus buat karya, saya harus bisa sukses, masa saya begini begini aja? Apa saya harus bergantung pada orang tua terus? Lalu kapan saatnya kita membalas budi orang tua? Jadi orang yang lebih dan lebih baik setiap hari. Sadari, dunia gak akan menunggu sampai kamu siap, kalau kamu tak bersiap, jangan menyesal kalau tertinggal, berlari cepat atau berjalan lambat, pastikan saja kamu tetap melangkah.”
Eaakk sedep bener kan. Setiap baca tulisan ini aku selalu punya tambahan semangat baru. Oh ya, ini tulisan sengaja aku screenshoot biar bisa selalu aku baca. Bahkan tulisan ini aku jadiin story di WA saking berarti banget kata-katanya. To be honest, aku juga jadiin screenshoot tulisan ini jadi wallpaper HP, oke ini lebay. Yah tapi gimana lagi, setiap ngebaca tulisan ini aku makin tambah semangat terus. Tapi sekarang wallpaper HP aku udah diganti kok, aku takut aja kalo ada yang liat HP aku ntar dibilang alay, kurang semangat hidup, hilang motivasi tujuan hidup, dan kata-kata lain yang muncul dipikiran orang kalo aku jadiin screenshoot tulisan ini sebagai wallpaper HP.
Karena semua orang itu beda-beda pemikirannya dalam merespon sesuatu, contohnya aja nih ya, misalkan kita buat status di facebook, atau line, atau bbm, buat story di WA atau IG, buat caption di IG atau Path, yang padahal tujuannya itu beda dari pemikiran orang. Pasti ada aja yang bilang alay, baper, ngode si doi, sok sokan, dan celotehan rese dan aneh yang lain. Itulah hidup, gak nyindir orang aja yang merasa satu dunia, apalagi nyindir orang, bisa –bisa berantem sesama teman sendiri.
Eh udah kemana-mana kok ya, jadi intinya aku mau mulai meghidupkan lagi blog aku yang kesepian ini, yang single bukan jomblo, karena ditinggal pemiliknya. Aku harus menghidupkannya kembali. Ya! Harus!
Dulu waktu kecil aku punya cita-cita jadi dokter karena jujur aja, dalam pikiran aku jadi dokter itu kaya. Aku juga pengen jadi dokter karena termotivasi dari adik ayahku yang kusangka dokter dan banyak uang, rupanya dia perawat. Dulu aku pikir yang pake baju serba putih semuanya dokter. Aku tertipu saat itu. Aku mulai menyesal karena selama ini merasa dibohongi, aku pikir adik ayahku dokter ternyata bukan. Makin besar aku makin ngerti, ternyata minat aku bukan jadi dokter, aku pernah pening hampir pingsan saat liat darah jari tangan kakakku yang terkena pisau, mungkin saat itu sedang puasa, jadi pandanganku langsung kabur saat liat darah. Ya Allah haha, emang kalo gak minat kesitu emang ketauan. Aku memang dari kecil tertarik dengan pelajaran biologi. Aku tertarik mempelajari organ manusia, tumbuhan atau hewan. Tapi aku gak tega dan jijik kalo harus melihat darah, agak geli-geli ngeri gimana gitu. Pernah dulu saat kelas 3 MAN, ada praktikum pelajaran biologi tentang percobaan menemukan kandungan enzim dalam hati. Bahan percobaannya langsung hati ayam yang masih merah berdarah-darah, dan hati ayam itu harus dihancurkan terlebih dahulu menggunakan lumpang. Kalian tau apa, teman cowok aku dengan entengnya menghancurkan hati ayam itu dan terjadilah hati yang hancur dimana-mana. Hatinya itu udah benyek berdarah-darah gitu. Jujur saat ngeliat itu hati, langsung isi perut aku rasanya pengen keluar semua, langsung naik ke tenggorokan saking jijiknya. Aku juga hampir nangis karena ngeliat hati yang udah hancur dibenyek-benyekin kayak gitu. Kan gak enak cuy, hati dihancurin gitu pasti sakit kan, coba hati situ dihancurin sama gebetan gimana rasanya, pasti galau kan.
Panjang banget cerita cita-cita yang gak kesampaian, selanjutnya setelah masuk SMA, aku mulai merubah cita-citaku. Kalau ditanya aku mau jadi apa, aku dengan PeDenya jawab jadi penulis. Yes, penulis. Padahal nih ya aku gak tau gimana caranya jadi penulis. Aku gak tau gimana caranya nerbitin buku sampe bisa dibaca oleh semua orang. Sama halnya kayak aku gak tau caranya buat blog. Tapi sekarang aku sadar, kalo aku mau menjadi penulis yaudah mulai aja menulis yang rajin. Seenggaknya aku udah bisa jadi penulis untuk blog pribadiku ini.
Okedeh cerita panjang lebar kali ini aku akhiri dengan Assalamualaikum. Semoga blog ini bisa selalu aktif.

Ayu Sri Rezeki

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dulu, Aku Juga Menginginkan Itu

Assalamualaikum, teman-teman onlineku. Aku hadir kembali dengan tulisanku yang masih terus berproses. Di tulisan ini aku ingin membahas tentang cinta, namun lebih terkhusus lagi tentang bagaimana perasaanku terhadap lawan jenis. Di beberapa tulisanku sebelumnya aku pernah membahas tentang cinta. Aku bingung mulai dari mana hahaha. Alhamdulillah aku seorang gadis yang normal, yang diberikan anugerah untuk juga dapat merasakan bagaimana itu cinta, aku juga memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis dan hal lainnya. Dulu sewaktu SD, aku polos sekali, aku pernah suka dengan teman kelasku sendiri, aku juga pernah suka dengan teman ngajiku hahaha, sekarang kalau aku membayangkan hal itu rasanya bodoh sekali aku, kenapa ya aku bisa suka sama mereka, yah namanya juga anak-anak baru puber. Abang letingku di SD juga pernah menyatakan perasaannya kepadaku, melalui teman perempuannya yang sudah pasti kakak lettingku, mereka berkata seperti ini “Dek, Si Aan (nama samaran) suka sama adek, mau g

Milikku memang Untukku

Assalamualaikum pembaca blogku Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku tentang “TAKDIR”, tentang bagaimana Allah bisa seromantis itu sama aku, memberikan sesuatu ke aku dengan cara yang sama sekali gak pernah terlintas di pikiranku, yang buat aku terharu dan sangat merasa bersyukur. Sebelumnya, aku nulis ini sama sekali gak ada maksud untuk sombong, karena emang udah lama banget pengen nulis cerita ini, tapi karena banyak mikirnya, makanya gak jadi-jadi tulisannya. Mungkin yang aku dapat gak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain yang luar biasa pencapaiannya, jadi ya apanya yang mau disombongin kan? Hehehe. Lanjut aja ke ceritanya, jadi aku akan ceritain tentang gimana aku bisa dapatin suatu beasiswa yang padahal “nyaris” gak dapat, qadarullah Alhamdulillah dapat juga hehehe. Dulu, waktu pertama kali aku pindah ke Banda Aceh, Alhamdulillah aku dapat beasiswa. Aku ingat banget, aku dipanggil ke ruang guru untuk dikasih uang beasiswanya, Alhamdulillah saat itu aku dap

Obat

  Ini adalah salah satu obat bagiku. Apa itu? Menulis. Menulis adalah kegiatan yang aku senangi sejak kecil. Menjelaskan segala perasaanku lewat kata-kata, yang awalnya berantakan, setidaknya sedikit menjadi rapi lewat tulisan dalam paragraf. Pikiranku sering berkecamuk sendiri, berantam, terlalu banyak hal tidak penting yang kupikirkan. Terlalu banyak ketakutan yang kubayangkan, aku menyerah, kini kuambil obatku lalu kukonsumsi ia. Saat menulis ini, aku tidak tau harus menulis apa, aku hanya ingin berkata-kata, di saat tidak ada seseorang yang bisa menjadi tempat untuk kusampaikan perasaanku. Aku menulis. Ke depannya, akan banyak cerita yang kusampaikan, aku ingin melawan segala ketakutanku yang tidak jelas. Aku ingin menjadi sesosok “Ayu” yang baru, Ayu yang berani, siap ya Yu.