Langsung ke konten utama

Semua Makhluk Merasakannya


Assalamualaikum
Salam sejahtera bagi kita semua.
Semoga kita selalu berada dalam lindungan oleh Allah SWT.
Teruntuk saudaraku di Rohingya, semoga selalu diberikan kekuatan, kesabaran, dan ketabahan dalam memperjuangkan agama Allah.
Apa kabar teman-teman semuanya? Semoga selalu dalam keadaan baik-baik saja yaaaa
Oke, sekarang aku  mau membahas tentang CINTA. Eaakkkk wkwkwk. Aduh sebenarnya aku malu untuk membahas tentang cinta, tapi seperti yang kita ketahui semua orang itu pasti merasakan cinta. Eh, bukan semua orang, tapi semua makhluk hidup, bahkan mungkin makhluk mati. Kok bisa makhluk mati merasakan cinta? Iya, contohnya gini: jika kita punya suatu barang yang berharga, maka kita harus merawatnya, mencintainya, agar barang tersebut tidak cepat rusak, tetapi kalau kita tidak memberikan cinta dan perawatan kepada barang tersebut, maka barang tersebut benar-benar akan mati. Mati karena cinta. Wih sadis. Itu menunjukkan bahwa makhluk mati pun butuh cinta.
Cinta. Tema yang gak akan pernah habis dibahas oleh penulis puisi, yang gak akan pernah basi untuk dibahas oleh penulis novel, juga gak akan perrnah bosan untuk dijadikan sebuah lagu oleh musisi. Yap cinta itu gak akan pernah ada habisnya, cinta sama Allah, cinta sama Rasulullah SAW, cinta dengan orang tua, cinta dengan saudara, cinta dengan sahabat dan teman, cinta dengan hewan peliharaan, dan semua-semua yang lain lagi. Tapi, kali ini aku akan bahas tentang cinta dengan lawan jenis-yang pasti semua orang pernah merasakannya, sedang merasakannya, dan mungkin akan merasakannya.
Well, umur aku sekarang udah 19 tahun, wow, aku udah hidup didunia cukup lama, setahun lagi hampir seperlima abad. Aku udah ngalamin yang namanya jatuh cinta sama lawan jenis, suka caper ngalay gitu, suka galau aneh gak jelas. Yossshh semua efek samping gak jelas dari merasakan jatuh cinta dengan lawan jenis, sudah aku rasakan. Seingatku, aku mulai suka sama cowok waktu SD. Aduh malu bangett. Dari SD aja udah tau cinta-cintaan. Eittss!! No!! jaman SD dulu, aku cuma suka aja sama lawan jenis, aduh ribet banget pake kata lawan jenis. Gini aja deh, aku cewek, otomatis lawan jenisku cowok. Dah. Kelar. Nah, jadi kalo jaman SD itu aku suka sama cowok ya sekedarnya aja, cuma suka karena dia lucu mungkin, atau karena dia ganteng, atau karena dia jago main, kalo misalnya main apapun, pasti dia ahli dan selalu menang. Cuma sekedar suka gitu aja.
            Aku mau bilang kalau aku pernah fanatik banget jatuh cinta sama orang, itu terjadi saat aku SMA. Aku suka sama satu cowok dari kelas 1 sampe tamat, bahkan sekarang aku lagi berusaha buat ngelupain dia. Mungkin kalau yang sering baca blog aku, pasti udah baca tentang dia, karena postingan aku ada beberapa yang tentang dia. Sempat gak ikhlas sih, enak aja dia jadi eksis selalu aku bahas di blogku. Tapi enggak sih, cuma membahas dia sebagai sebuah penyesalan pelajaran aja, karena terlalu suka sama dia. Padahal hakikatnya sesuatu yang terlalu itu gak pernah baik.
            Akibat hal itu, sekarang kalau liat cowok, aku selalu negatif thinking. Iya harus negatif terus, kalau gak negatif pasti baper, karena udah hobinya cewek untuk selalu baper. Kalau misalnya ada cowok yang ngedeketin, kasih perhatian, selalu gangguin kita, selalu ngajak kita ngobrol, sebisa mungkin berusaha untuk enggak baper. Memang cewek susah banget kalo udah dikasih perhatian kayak gitu. Pasti cewek selalu berpikir dia pasti suka sama aku, wah bentar lagi pasti dia nembak aku. Secara gak sadar kita kayak udah yakin 100% kalau cowok itu suka sama kita. Padahal kenyataannya cowok itu emang suka gangguin cewek, poin pentingnya ke semua cewek, bukan kita aja. Nah, kita yang udah kleper-kleper kebaperan pasti cemburu dan kebakaran jenggot karena liat si doi juga gangguin cewek lain.
            Bahkan nih ya, si cewek bakalan selalu melakukan pembenaran-pembenaran yang sebenarnya gak masuk akal, untuk mempertahankan pendapatnya kalau cowok itu juga suka sama dia. Contohnya kalo misalnya kita pake baju sama dengan si doi, “wah, pasti kami jodoh nih, pake bajunya aja sama.” Padahal nih ya, kalo dipikir-pikir apa hubungan warna baju dengan berjodoh coba. Kadang bisa juga misalnya gini “ih, tadi dia bilang hati-hati buat aku, so sweeeet.” Helloowww kalo dia cuma bilang hati-hati, itu bukan tolak ukur bagi kita kalo dia itu suka sama kita. Cinta gak sesederhana bilang hati-hati juga lhoo. Bilang hati-hati itu palingan juga sebagai tanda basa-basi aja. Mungkin setelah kita pulang, ada cewek lain juga yang dibilangin hati-hati sama dia. Aku bilang seperti ini, karena aku juga merasakan dan melakukannya. Tetapi aku keburu sadar dari hal aneh yang mengidap dalam setiap hati para cewek. Cewek memang tukang baper, dan cowok tukang caper. So, udah hakikatnya emang gitu, tapi gimana caranya kita bisa menjaga hati agar tidak terkena efek-efek dari cinta yang tidak baik.
            Aku sampe sekarang udah setua ini belum pernah pacaran dan aku bersyukur akan hal itu. Mungkin dulu jaman sekolah aku sering baper kalau liat orang yang pacaran, tetapi sekarang aku bersyukur banget karena aku gak pacaran. Jadi cewek single itu punya kebahagian tersendiri bagi aku. Lagian apa sih yang bisa dibanggain dari pacaran? Karena kita laku? Ada yang mau? Kalo jomblo itu gak laku, gak ada yang perhatiin, gak ada yang ajak jalan? Gak gitu juga lho say. Oke, aku gak akan ngebahas tentang orang pacaran, karena orang memiliki alasan tersendiri untuk memilih berpacaran atau single Lillah. Selamat buat kalian semua yang sudah kuat prinsip untuk tidak mau berpacaran dan untuk yang sedang berpacaran semoga Allah memberikan jalan yang terbaik bagi kalian.
            Oke, aku  mau cerita gimana cara aku sekarang untuk menanggapi perasaan cinta yang hinggap di hatiku. Dulu aku pernah patah hati banget karena suka sama cowok yang udah punya pacar. Cowok itu udah pacaran lama banget, malah sekarang juga masih pacaran. Sedangkan aku hanya mengering menunggu dia membalas perasaanku. Sampai pada akhirnya aku sadar, aku gak perlu lagi suka sama dia, mempertahankan dia. Aku harus move on. Aku harus bisa ngelupain dia. Yang terpenting dari kita mencintai orang lain adalah apakah saat kita mencintai dia, ketaatan kita kepada Allah semakin bertambah, apakah kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik? Atau bahkan sebaliknya, dengan suka sama dia, kualitas kita menurun, kita jadi pribadi yang gampang sedih dan kurang semangat untuk melakukan hal yang bermanfaat. Setelah aku berpikir lama, selama ini aku suka sama dia di bawah bisikan setan. Aku menjadi pribadi yang lebih buruk. Jadi aku putusin untuk ngelupain dia dan ikhlas ngelepasin dia. Aku yakin saat kita ikhlas melepaskan sesuatu karena Allah, Allah pasti akan memberikan yang terbaik untuk hambaNya yang sabar dan ikhlas. Walaupun awalnya susah banget harus ngelupain dia, aku masih ngestalkingin dia di medsos, bahkan sampe ke medsos teman dekatnya. Tetapi lambat laun aku mulai bisa ngelupain dia, gak stalkingin dia lagi, dan alhamdulillahnya gak ketemu dia lagi.
            Tetapi setelah kuliah tantangan baru ada lagi, di kuliah aku ketemu dengan orang-orang baru yang sholeh, keren, aktivis, berprestasi, pintar, ganteng dan semua-semua yang lain. Aku hanya bersikap santai dan cuek dalam menanggapinya dengan cara berpikir negatif. Aku kira berpikir negatif adalah cara yang ampuh untuk cewek yang memiliki gejala baper akut. Kita harus pikir, gak mungkin dia suka sama kita, dia pasti baik ke semua orang, bukan ke kita aja. Dia memang orang yang ramah, bukan ke kita aja kok. Jadi secara otomatis hati kita jadi takut dan gak mau jatuh cinta. Memang sekarang aku memiliki perasaan kepada cowok, walaupun sedikit, tapi sebisa mungkin aku meredamnya dan tidak menceritakan ke orang lain. Tapi aku khilaf, aku menceritakannya juga, hanya ke orang terdekat saja.
            Aku tau, aku salah, aku jatuh lagi ke lubang yang sama. Aku menyukai seseorang yang tidak sepatutnya untuk aku sukai. Aku selalu berdoa sama Allah untuk menjaga hatiku, aku mau, aku hanya mencintai suamiku kelak, yang halal dan sah untukku. Yah walaupun aku belum tau siapa suamiku nanti, yang pasti aku berharap saat ini dia juga sedang berusaha menjaga hatinya untuk aku jodohnya kelak, untuk aku istrinya kelak. Untuk aku yang akan menemani hari-harinya dengan kebahagian. Untuk aku yang kelak menjadi tempatnya berbagi cerita, keluh kesah, dan masalahnya. Disini aku berusaha untuk dapat menjadi istri yang baik bagimu, karena aku memimpikan rumah tangga yang indah dengan naungan agama Allah di dalamnya, bukan pacaran yang hanya mendekatkan diri dengan sesuatu yang tidak Allah sukai.
            Oke teman-teman mungkin tulisan ini agak ngacak pembahasannya, tapi yah aku cuma mau saranin buat kita kaum hawa agar tidak terlalu mudah baper, dan untuk kaum adam agar tidak terlalu mudah mengumbar perhatian. Soalnya kalo si cewek udah baper kan yang berabe kamu juga. Misalnya si cewek udah baper dan ngejar-ngejar kamu, akhirnya kamu ilfeel juga kan, malah merasa menyesal karena pernah kasih perhatian ke dia. Oya satu lagi, bagi aku bukti seseorang itu cinta sama kita bukan dari perkataannya, tapi dari perbuatannya. Gimana cara dia rela berkorban untuk membuat kita bahagia, walau terkadang perjuangan dia gak pernah terlihat sama kita, dialah sosok yang benar-benar mencintai kita.
“Cinta itu susah diungkapkan dengan kata-kata, tapi sangat mudah diungkapkan dengan perbuatan.”
Kata-kata di atas itu hanya benar jika dibaca oleh orang yang mencintai dengan tulus. Orang yang mencintai kita pasti gak berani ngomong langsung sama kita, pasti dia akan salah tingkah kalo ngomong sama kita. Tapi dia mudah menunjukkannya dengan cara selalu ada saat kita butuh, selalu siap menolong kita kapan pun kita butuh bantuannya.
Tapi aku belum menemukan seseorang seperti itu, semoga suamiku kelak melakukan hal itu sebagai bukti cintanya meyakinkan aku. Eaaakkkkk ya Allah teman-teman maaf ya kata-katanya drama banget gini. Hehehe.
Oke sekian dulu tulisan aku kali ini, tulisan dari Ayu yang sedang berusaha menjaga hati.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dulu, Aku Juga Menginginkan Itu

Assalamualaikum, teman-teman onlineku. Aku hadir kembali dengan tulisanku yang masih terus berproses. Di tulisan ini aku ingin membahas tentang cinta, namun lebih terkhusus lagi tentang bagaimana perasaanku terhadap lawan jenis. Di beberapa tulisanku sebelumnya aku pernah membahas tentang cinta. Aku bingung mulai dari mana hahaha. Alhamdulillah aku seorang gadis yang normal, yang diberikan anugerah untuk juga dapat merasakan bagaimana itu cinta, aku juga memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis dan hal lainnya. Dulu sewaktu SD, aku polos sekali, aku pernah suka dengan teman kelasku sendiri, aku juga pernah suka dengan teman ngajiku hahaha, sekarang kalau aku membayangkan hal itu rasanya bodoh sekali aku, kenapa ya aku bisa suka sama mereka, yah namanya juga anak-anak baru puber. Abang letingku di SD juga pernah menyatakan perasaannya kepadaku, melalui teman perempuannya yang sudah pasti kakak lettingku, mereka berkata seperti ini “Dek, Si Aan (nama samaran) suka sama adek, mau g

Milikku memang Untukku

Assalamualaikum pembaca blogku Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku tentang “TAKDIR”, tentang bagaimana Allah bisa seromantis itu sama aku, memberikan sesuatu ke aku dengan cara yang sama sekali gak pernah terlintas di pikiranku, yang buat aku terharu dan sangat merasa bersyukur. Sebelumnya, aku nulis ini sama sekali gak ada maksud untuk sombong, karena emang udah lama banget pengen nulis cerita ini, tapi karena banyak mikirnya, makanya gak jadi-jadi tulisannya. Mungkin yang aku dapat gak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain yang luar biasa pencapaiannya, jadi ya apanya yang mau disombongin kan? Hehehe. Lanjut aja ke ceritanya, jadi aku akan ceritain tentang gimana aku bisa dapatin suatu beasiswa yang padahal “nyaris” gak dapat, qadarullah Alhamdulillah dapat juga hehehe. Dulu, waktu pertama kali aku pindah ke Banda Aceh, Alhamdulillah aku dapat beasiswa. Aku ingat banget, aku dipanggil ke ruang guru untuk dikasih uang beasiswanya, Alhamdulillah saat itu aku dap

Obat

  Ini adalah salah satu obat bagiku. Apa itu? Menulis. Menulis adalah kegiatan yang aku senangi sejak kecil. Menjelaskan segala perasaanku lewat kata-kata, yang awalnya berantakan, setidaknya sedikit menjadi rapi lewat tulisan dalam paragraf. Pikiranku sering berkecamuk sendiri, berantam, terlalu banyak hal tidak penting yang kupikirkan. Terlalu banyak ketakutan yang kubayangkan, aku menyerah, kini kuambil obatku lalu kukonsumsi ia. Saat menulis ini, aku tidak tau harus menulis apa, aku hanya ingin berkata-kata, di saat tidak ada seseorang yang bisa menjadi tempat untuk kusampaikan perasaanku. Aku menulis. Ke depannya, akan banyak cerita yang kusampaikan, aku ingin melawan segala ketakutanku yang tidak jelas. Aku ingin menjadi sesosok “Ayu” yang baru, Ayu yang berani, siap ya Yu.