Langsung ke konten utama

ringtone kucing

Minggu, 23 Juni 2013
Kemarin atau lusa, entahlah aku lupa, pokoknya ada kejadian yang lucuuuuu.... banget (bagi aku sih, hehehe).  Pagi-pagi biasanya anak gadis seperti aku, kalo lagi liburan tidurnya sampe siang, biasa la abis shalat subuh langsung ilang ke alam mimpi lagi. Ringtone hp kak Pipi (kakak aku, yaiyalah masak kakak orang) yaitu suara kucing, persis  banget (kebetulan sih, emang suara kucing asli, hahaha garing). Ya.. walaupun dapat ringtone nya dari aku, aku juga dapat dari abang hahaha. Awalnya sih aku pake untuk panggilan masuk, kan gak asik tiba-tiba hp kak Pipi masuk sms, terus aku terkejut langsung ngeliatin hp, akhirnya aku nyerah dan ganti ringtone panggilan masuknya dengan lagu andalan ku. Pagi itu kak pipi mau siap siap kerja, terus hp nya bunyi, eh dia malah menjerit aaaaa.... aku yang lagi tidur spontan ketawa dan si kakak (kakak yang pertama, kak tika) yang lagi tidur juga ketawa hahahaha :D. Setelah capek ketawa aku sama kak tika tidur lagi melanjutkan mimpi. Lucu banget kan? dia terkejut dengar suara kucing, yang padahal suara ringtone hp nya sendiri. Itu karna dia kualat ikut-ikutan ringtone aku, aku sih sebagai adik yang baik kasih aja, tapi malah gini jadinya, ahhahahaha senjata makan tuan. Siangnya abis dia pulang kerja, aku nanya sama dia, kira-kira gini:
aku: Kak, tadi pagi-pagi kenapa kakak menjerit dengar suara kucing?
kak Pipi: kakak terinjak kabel, kakak kira terinjak anak kucing, kan ada suara hp, makanya kakak menjerit
aku: aduhh, tulah kakak sok ikut-ikutan orang.
akhirnya kak pipi nyerah juga, dan mengganti ringtone baru yang tersedia di hp nokia nya.
hahahaha :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dulu, Aku Juga Menginginkan Itu

Assalamualaikum, teman-teman onlineku. Aku hadir kembali dengan tulisanku yang masih terus berproses. Di tulisan ini aku ingin membahas tentang cinta, namun lebih terkhusus lagi tentang bagaimana perasaanku terhadap lawan jenis. Di beberapa tulisanku sebelumnya aku pernah membahas tentang cinta. Aku bingung mulai dari mana hahaha. Alhamdulillah aku seorang gadis yang normal, yang diberikan anugerah untuk juga dapat merasakan bagaimana itu cinta, aku juga memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis dan hal lainnya. Dulu sewaktu SD, aku polos sekali, aku pernah suka dengan teman kelasku sendiri, aku juga pernah suka dengan teman ngajiku hahaha, sekarang kalau aku membayangkan hal itu rasanya bodoh sekali aku, kenapa ya aku bisa suka sama mereka, yah namanya juga anak-anak baru puber. Abang letingku di SD juga pernah menyatakan perasaannya kepadaku, melalui teman perempuannya yang sudah pasti kakak lettingku, mereka berkata seperti ini “Dek, Si Aan (nama samaran) suka sama adek, mau g

Milikku memang Untukku

Assalamualaikum pembaca blogku Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku tentang “TAKDIR”, tentang bagaimana Allah bisa seromantis itu sama aku, memberikan sesuatu ke aku dengan cara yang sama sekali gak pernah terlintas di pikiranku, yang buat aku terharu dan sangat merasa bersyukur. Sebelumnya, aku nulis ini sama sekali gak ada maksud untuk sombong, karena emang udah lama banget pengen nulis cerita ini, tapi karena banyak mikirnya, makanya gak jadi-jadi tulisannya. Mungkin yang aku dapat gak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain yang luar biasa pencapaiannya, jadi ya apanya yang mau disombongin kan? Hehehe. Lanjut aja ke ceritanya, jadi aku akan ceritain tentang gimana aku bisa dapatin suatu beasiswa yang padahal “nyaris” gak dapat, qadarullah Alhamdulillah dapat juga hehehe. Dulu, waktu pertama kali aku pindah ke Banda Aceh, Alhamdulillah aku dapat beasiswa. Aku ingat banget, aku dipanggil ke ruang guru untuk dikasih uang beasiswanya, Alhamdulillah saat itu aku dap

Obat

  Ini adalah salah satu obat bagiku. Apa itu? Menulis. Menulis adalah kegiatan yang aku senangi sejak kecil. Menjelaskan segala perasaanku lewat kata-kata, yang awalnya berantakan, setidaknya sedikit menjadi rapi lewat tulisan dalam paragraf. Pikiranku sering berkecamuk sendiri, berantam, terlalu banyak hal tidak penting yang kupikirkan. Terlalu banyak ketakutan yang kubayangkan, aku menyerah, kini kuambil obatku lalu kukonsumsi ia. Saat menulis ini, aku tidak tau harus menulis apa, aku hanya ingin berkata-kata, di saat tidak ada seseorang yang bisa menjadi tempat untuk kusampaikan perasaanku. Aku menulis. Ke depannya, akan banyak cerita yang kusampaikan, aku ingin melawan segala ketakutanku yang tidak jelas. Aku ingin menjadi sesosok “Ayu” yang baru, Ayu yang berani, siap ya Yu.