Langsung ke konten utama

My Lovely Kitty


Assalamu’alaikum bro and sist yang kece-kece kaya gue =D
Kali ini aku mau certain kucing kesayangannku. Entah kenapa aku suka banget sama yang namanya kucing. Mungkin karena Baginda Rasulullah SAW. yang sangat mencintai kucing, aku jadi termotivasi suka banget sama kucing. Aku suka banget kalo kucingku lagi lucu-lucunya,lagi loncat-loncat, pokoknya unyu banget deh!! Sayangnya baru-baru ini dia dihamili oleh kucing jantan yang tidak bertanggung jawab (sinetron bingitss), dan dia baru ngelahirin 3 ekor anak kucing, namun yang 1 lagi gak tau kemana hilang ditelan bumi, jadinya tinggal 2 deh yang ada di rumah.
Nah, yang mau aku ceritain bukan siapa bapak dari anak kucing tersebut? Mengapa kucingku bisa hamil? Tapi aku mau ceritain kisah apes aku gara-gara si kucing, nih dia…..>----
Kebetulan rumahku- rumah panggung, jadi dapurnya ada dibawah, biasalah rumah jaman, rumah peninggalan kakek. Nah, saat itu kak pipi baru siap makan, kebiasaan dia yang paling aku benci yaitu kalo dia udah siap makan, pasti piringnya gak langsung di bawa turun ke dapur.  Kebetulan aku mau turun ke dapur, terus dia bilang “dek, sekalian bawa turun piring kakak la….” Terus aku bilang “ gak mau!!! Enak aja!! Dia yang makan, kita yang bawa turun”. Terus ibu nyambung dan bilang “bawa turun kenapa punya kakak”. Dengan terpaksa aku bawa turun. Eh, gak disangka si kucing yang sangat kelaparan, ngikutin aku turun. Awalnya aku biarin dia jalan duluan, namun dia tetep nungguin aku di tengah tangga. Karena aku gak nampak si kucing, dan keadaannya aku lagi pegang dua piring dengan dua tangan. Tiba-tiba saat aku mau nginjak tangga keberapa ya? Udah lupa tepatnya, pokoknya yang aku injak bukan tangga, tapi lehernya si kucing, dengan panik sambil denger suara kucing yang ke injek, aku gak tau mau ngapain lagi, alhasil aku terjun bebas, dan langsung terduduk di lantai sambil menjerit sambil nangis, dan piring yang aku pegang langsung pecah berceceran di lantai. Dan si kucing? Iya si kucing hilang melarikan diri, dengan merasa tidak bersalah.
Kak pipi yang ngeliat aku udah terduduk di lantai sambil majang muka jelek plus nangis, udah gak sanggup lagi nahan ketawa. Terus ibu pun ngeliat dan memberikan beberapa kata “tulah kan, disuruh sama kakak selalu gak mau, kualat tu”. “iyaaa L (sambil cemberut)” aku jawab.

Dan baru-baru ini, sering banget mati lampu, malam itu ayah suruh aku untuk pindahin motor ke tempat yang terang. Dengan keadaan gelap gulita aku turun ke bawah sambil bawa lilin. Karna gak Nampak apa-apa, rupanya di tangga udah ada si kucing, dan untuk kesekian kalinya dia terinjek lagi. Terus aku menjerit, tapi ibu malah marahin aku. Akhirnya aku nangis deh, itu pindahin motor sambil nangis lho… maklumlah anak bungsu, jadi walaupun udah gede tapi manjanya aku masih ada,….
Udah segitu aja cerita tentang si kucing, walaupun dia udah buat aku berkali-kali nangis, aku tetap sayang sama dia, gak sama dia aja sih, tapi sama semua kucing yang imut-imut.
Bye bye salam kucing imut ^_^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dulu, Aku Juga Menginginkan Itu

Assalamualaikum, teman-teman onlineku. Aku hadir kembali dengan tulisanku yang masih terus berproses. Di tulisan ini aku ingin membahas tentang cinta, namun lebih terkhusus lagi tentang bagaimana perasaanku terhadap lawan jenis. Di beberapa tulisanku sebelumnya aku pernah membahas tentang cinta. Aku bingung mulai dari mana hahaha. Alhamdulillah aku seorang gadis yang normal, yang diberikan anugerah untuk juga dapat merasakan bagaimana itu cinta, aku juga memiliki ketertarikan terhadap lawan jenis dan hal lainnya. Dulu sewaktu SD, aku polos sekali, aku pernah suka dengan teman kelasku sendiri, aku juga pernah suka dengan teman ngajiku hahaha, sekarang kalau aku membayangkan hal itu rasanya bodoh sekali aku, kenapa ya aku bisa suka sama mereka, yah namanya juga anak-anak baru puber. Abang letingku di SD juga pernah menyatakan perasaannya kepadaku, melalui teman perempuannya yang sudah pasti kakak lettingku, mereka berkata seperti ini “Dek, Si Aan (nama samaran) suka sama adek, mau g

Milikku memang Untukku

Assalamualaikum pembaca blogku Kali ini aku mau ceritain pengalaman aku tentang “TAKDIR”, tentang bagaimana Allah bisa seromantis itu sama aku, memberikan sesuatu ke aku dengan cara yang sama sekali gak pernah terlintas di pikiranku, yang buat aku terharu dan sangat merasa bersyukur. Sebelumnya, aku nulis ini sama sekali gak ada maksud untuk sombong, karena emang udah lama banget pengen nulis cerita ini, tapi karena banyak mikirnya, makanya gak jadi-jadi tulisannya. Mungkin yang aku dapat gak ada apa-apanya dibandingkan dengan orang lain yang luar biasa pencapaiannya, jadi ya apanya yang mau disombongin kan? Hehehe. Lanjut aja ke ceritanya, jadi aku akan ceritain tentang gimana aku bisa dapatin suatu beasiswa yang padahal “nyaris” gak dapat, qadarullah Alhamdulillah dapat juga hehehe. Dulu, waktu pertama kali aku pindah ke Banda Aceh, Alhamdulillah aku dapat beasiswa. Aku ingat banget, aku dipanggil ke ruang guru untuk dikasih uang beasiswanya, Alhamdulillah saat itu aku dap

Obat

  Ini adalah salah satu obat bagiku. Apa itu? Menulis. Menulis adalah kegiatan yang aku senangi sejak kecil. Menjelaskan segala perasaanku lewat kata-kata, yang awalnya berantakan, setidaknya sedikit menjadi rapi lewat tulisan dalam paragraf. Pikiranku sering berkecamuk sendiri, berantam, terlalu banyak hal tidak penting yang kupikirkan. Terlalu banyak ketakutan yang kubayangkan, aku menyerah, kini kuambil obatku lalu kukonsumsi ia. Saat menulis ini, aku tidak tau harus menulis apa, aku hanya ingin berkata-kata, di saat tidak ada seseorang yang bisa menjadi tempat untuk kusampaikan perasaanku. Aku menulis. Ke depannya, akan banyak cerita yang kusampaikan, aku ingin melawan segala ketakutanku yang tidak jelas. Aku ingin menjadi sesosok “Ayu” yang baru, Ayu yang berani, siap ya Yu.